Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memperkirakan industri manufaktur dan perusahaan rintisan (startup) paling rentan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2023. Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Reza Hafiz mengungkapkan kedua industri ini pun sudah melakukan pemutusan kerja sejak awal tahun. Beberapa startup Indonesia yang telah melakukan PHK di antaranya Sayurbox, Tanihub, Carousell, Shopee, JD.ID, LinkAja, Tokocrypto, hingga GoTo. Reza menilai startup yang paling banyak PHK tahun depan adalah sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Bahkan jumlah PHK di sektor ini akan lebih banyak dari sekarang.
Namun, ia menekankan meski terjadi banyak PHK, bisnis startup cukup menarik. Jika ada perusahaan melakukan PHK, maka startup lainnya yang masih survive bakal menampung sebagai karyawan. Selain itu, karyawan di perusahaan startup juga memiliki semangat kerja yang tinggi dan terbiasa dengan tekanan, jadi akan lebih mudah pindah kerja dan mencari perusahaan baru.
Ekonom Senior Indef Aviliani sebelumnya mengatakan setidaknya ada dua penyebab banyak startup di Indonesia melakukan PHK. Pertama, karena startup tidak memiliki ekosistem seperti industri lain. Padahal, menurutnya, ekosistem menjadi sangat penting untuk startup bisa mempertahankan dan meningkatkan skala bisnis nya. Kedua, karena startup tidak memiliki basic skill di lapangan. Artinya, saat membangun suatu usaha, pelaku startup hanya melihat data tanpa melihat langsung ke lapangan dan rencana kerja yang semu.