Special Administrative Region (SAR) Hong Kong di Tiongkok mendukung reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ke arah yang benar, termasuk pemulihan sistem penyelesaian sengketa yang berfungsi dengan baik dan penuh sesegera mungkin. Sekretaris Keuangan Pemerintah SAR Hong Kong, Paul Chan, Sabtu (10/12), mengatakan saat ekonomi global sedang menghadapi berbagai tantangan, SAR Hong Kong selama bertahun-tahun telah menjadi pendukung kuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO sebagai intinya.
Pengamat pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Zainal Abidin, mendukung reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar badan tersebut lebih netral dan adil dalam menjalankan tugasnya. Sebagai contoh soal tarrif barier. Negara-negara besar ingin free trade, tapi tidak fair trade, secara terang-terangan maupun sembunyi mereka melakukan tarrif barier sekaligus non tarrif barier. Kebijakan standar ganda seperti itu jelas merugikan negara-negara anggota. “Akibatnya, petani kita yang belum siap alias kewalahan. Pertanian kita terdampak negara agraris, tapi harus mengimpor sebagian bahan pokok lain,” kata Zainal Abidin.
WTO, seharusnya lebih adil dalam menjalankan tugasnya supaya petani di negara-negara berkembang yang merupakan masyarakat marjinal bisa tumbuh bersama. Kemudian, pemerintah juga tidak boleh berdiam diri dengan membiarkan petani lokal bertarung dengan produk luar yang didukung penuh oleh pemerintahnya. “Seharusnya pemerintah juga membantu petani dalam negeri agar bisa bersaing dengan gempuran produk-produk asing yang kian gencar membanjiri pasar dalam negeri,” ujarnya.