YouTube diklaim telah menyumbang sebanyak Rp 7,5 triliun pada Pendapatan Domestik Bruto (GDP/Gross Domestic Bruto) pada 2021. Angka tersebut berasal dari sebuah laporan yang dipublikasi oleh lembaga riset Oxford Economics, yang berjudul “YouTube Impact Report: A Platform for Indonesian Oppurtunity”. Director of Economic Consulting Asia, James Lambert, mengatakan bahwa selain menyumbang Rp 7,5 triliun terhadap GDP, YouTube juga mendukung pertumbuhan lebih dari 200. 000 pekerjaan full-time.
Penelitian ini, menurut Lambert, menggunakan metodologi yang digunakan melibatkan 3.019 pengguna Indonesia, 3.227 kreator, dan 526 usaha/bisnis. Sampel tersebut diambil dari tiap wilayah yang dapat merepresentasikan wilayah tersebut. Kontribusi yang besar itu dihasilkan dari konten yang diunggah para kreator, konsumen/penonton, pelaku bisnis seperti pengiklan, hingga pekerja yang ada di Indonesia. “Kami harap kemajuan/pertumbuhan yang bermakna ini dapat berdampak bagi masyarakat Indonesia dan mendukung pemerintah menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan di (sektor) ekonomi kreatif hingga 2024,” kata Lambert dalam acara Google for Indonesia, Rabu (7/12/2022).
Kreator yang mengunggah konten ke platform akan membutuhkan sebuah tim untuk mengembangkan kanal YouTube-nya. Semakin banyak penonton yang menonton konten yang diunggah, kreator bisa mendapat lebih banyak keuntungan. Hasil keuntungan itu bisa dipakai untuk membayar upah anggota tim atau dibelanjakan ke hal yang lain. Pembayaran upah tersebut secara tidak langsung dapat mendorong perekonomian masyarakat. Selain itu, sumber pendapatan lainnya bisa didapatkan dari iklan yang disisipkan ke dalam konten video, kolaborasi dengan brand tertentu, hingga undangan pertemuan secara offline.