Direktur Eksekutif Indostrategic,Ahmad Khoirul Umam, menilai ada alasan Presiden Jokowi menyinggung soal “pemimpin berambut putih” saat hadir dalam acara temu relawannya. Menurut Umam, Jokowi hendak melempar sinyal dukungan buat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, maju di panggung pilpres. Umam menduga, ada campur tangan orang-orang di lingkaran Jokowi dalam acara temu relawan tersebut. Sebab, Jokowi tak hanya hadir dalam kegiatan itu, tetapi juga menyampaikan “kode keras” soal kriteria pemimpin yang memikirkan rakyat, yang mana itu mengarah ke sosok Ganjar.
Menurut Umam, pernyataan Jokowi soal kriteria pemimpin tersebut bisa jadi bertujuan untuk memunculkan gelombang dukungan rakyat. Pada titik tertentu juga diharapkan bisa memengaruhi atau bahkan mendikte keputusan partai politik yang memiliki hak konstitusional sebagai pengusung capres. Kendati demikian, manuver lingkaran Jokowi ini seolah menantang pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Rakernas PDI-P pada Juni lalu, yang memperingatkan dan melarang keras para kadernya untuk bermanuver terkait pencapresan 2024. Lewat pernyataannya, Jokowi dinilai seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya mempunyai pengaruh dan kekuatan jaringan yang tidak kalah mapan dan mengakar dibanding PDI-P.
Terlepas dari itu, Umam menilai, acara temu relawan tersebut gagal membangkitkan sentimen positif publik. Kegiatan itu seolah dipaksakan di tengah masyarakat yang sedang fokus pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur. Belum lagi, massa yang datang juga menyampaikan pengakuan beragam. Ada yang bingung hingga merasa dibohongi karena mengaku tak tahu menahu bahwa acara tersebut merupakan kegiatan temu relawan. Jika manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elite PDI-P, tak terkecuali Megawati sendiri karena merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak didikte.