Tim gabungan penanganan bencana gempa Cianjur terus bergerak mencari korban yang mungkin masih terjebak reruntuhan sejak Senin 21 November 2022 lalu. Hingga Rabu 23 November, 271 jenazah korban gempa Cianjur M 5,6 sudah terindentifikasi namun 40 korban yang dilaporkan hilang masih dicari. Korban luka tercatat 2.043 orang dan 61.908 orang lainnya terpaksa mengungsi karena rumahnya mengalami kerusakan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanyo mengatakan, pencarian dan evakuasi dilakukan terus menerus meskipun kondisi hujan di daerah terdampak. “Kami sudah menerjunkan lebih dari 1.000 personil dan evakuasi tim gabungan dari SAR, BNPB, TNI/Polri serta relawan ini terus bergerak,” kata Suharyanto seperti dilansir dari laman BNPB. Pihaknya terus menelusuri juga data dari Puskesmas dan Rumah Sakit di Cianjur serta yang sudah dimakamkan keluarga. Penanganan benca gempa Cianjur, selain mendapat dukungan logistik juga mendapatkan dukungan personil dari berbagai pihak. Disebutkan, sebanyak 193 organisasi relawan siap membantu dengan jumlah 2.904 personil terdata. Nantinya tim relawan akan membantu SAR dan juga mendistribusikan logistik serta pendataan dan kebutuhan lainnya.
“Pendataan dilakukan mulai RT, RW, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibmas sampai kepala OPD, kepala OPD telah diperintahkan oleh Bupati untuk ikut melakukan pendataan, di samping itu adanya bantuan dari perguruan tinggi, tim PUPR juga telah turun melakukan pendataan,” kata Suharyanto. Pendistribusian bantuan dilakukan dengan menggandeng perangkat desa setempat agar bisa dipastikan sampai kepada yang membutuhkan. Setiap pagi, para Camat mengajukan kebutuhan dan akan disiapkan armada untuk melakukan pengiriman ke kantor Camat pukul 09.00 WIB. “Nanti kepala desa, babinsa dan babinkatibmas mendistribusilan ke titik-titik pengungsian,” ujarnya.