Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menolak rencana Perum Bulog untuk mengimpor beras sepanjang produksi pangan bisa disiapkan di dalam negeri. Hal ini menyusul statement Bulog yang mengatakan cadangan beras saat tidak memenuhi target pemerintah yaitu 1,2 juta ton. Padahal, Kementerian Pertanian sendiri mengatakan pasokan beras masih cukup hingga akhir tahun ini. Jika mengacu pada peraturan presiden tentang cadangan pangan pemerintah, cadangan beras yang dihitung oleh Bulog hanyalah pasokan yang ada di gudang BUMN itu sendiri. Padahal, Bulog seharusnya juga menghitung pasokan beras yang ada di pemerintah daerah, seperti provinsi, kabupaten dan kota. Selain itu, cadangan beras yang ada di masyarakat juga harus masuk dalam hitungan Bulog.
Henry menegaskan hal ini juga disebabkan belum maksimalnya kerja Badan Pangan Nasional (Bapanas). Ia menilai Bapanas belum jadi badan pengambil otoritas dalam urusan cadangan pangan. Padahal mandatnya, Bapanas yang menentukan kebijakan cukup kurangnya pangan, impor atau tidak, bukan Bulog. “Petani sudah kerja keras untuk berproduksi. Bulog dan Bapanas belum kerja maksimal, seharusnya pas panen raya memperbanyak gudangnya, bukan saat panen pertengahan atau panen kecil seperti sekarang,” tutupnya.