Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut PT PLN (Persero) siap mengembangkan potensi energi bersih yang dimiliki Indonesia sebesar 437 gigawatt (GW). Dengan demikian, komitmen mempercepat transisi energi guna mencapai target net zero emission pada 2060 menjadi sangat mungkin dilakukan. “Pak Darmawan (Direktur Utama PLN) menyebutkan dan mengingatkan saya bahwa hingga tahun 2060 potensi investasi energi terbarukan sekitar US$700 miliar. Dengan besarnya potensi EBT yang dimiliki Indonesia, Luhut menilai hal ini bisa menjadi peluang kerja sama bagi seluruh negara global untuk bersama menurunkan emisi karbon.
Pada kesempatan yang sama, Dirut PLN Darmawan Prasodjo menilai langkah transisi energi ini perlu dilakukan untuk menjamin masa depan anak bangsa. Darmawan menyatakan, hal itu juga menjadi nilai yang diusung PLN dalam komitmen transisi energi. Saat ini, PLN telah melakukan berbagai upaya dalam agenda transisi energi. Selain gencar membangun pembangkit berbasis EBT, PLN juga mendorong ekosistem kendaraan listrik hingga bisa menurunkan angka ketergantungan energi fosil di tengah tantangan target net zero emission dan krisis energi.
Lebih lanjut, Darmawan memberi contoh penggunaan gas alam sebagai salah satu strategi penting dalam transisi energi selain pada pengembangan EBT dalam jangka pendek. Sementara dalam jangka panjang, PLN berfokus pada pengembangan energi terbarukan skala besar yang dikombinasikan dengan penyimpanan energi dan interkoneksi. Selain itu PLN pun mengubah perencanaan pembangunan pembangkit batubara sebesar 1,1 GW menjadi berbasis energi bersih, dan 880 MW pembangkit batu bara yang dikonversi menjadi berbasis gas. PLN juga membangun RUPTL yang sangat agresif dalam menambahkan EBT sebesar 20.9 GW atau 51.6 persen penambahan pembangkit dari 2021-2030 itu berbasis EBT