Efek perubahan iklim sudah menjadi “ekstensif dan semakin buruk” di seluruh wilayah di Amerika Serikat (AS). Hal ini memunculkan sejumlah risiko besar bagi hampir setiap aspek masyarakat. Hal itu dilaporkan The New YorkTimes, mengutip sebuah draf laporan ilmiah yang diedarkan oleh pemerintah federal. “Draf Penilaian Iklim Nasional (National Climate Assessment), kontribusi utama pemerintah terhadap pengetahuan iklim, memberikan pandangan paling detail tentang konsekuensi pemanasan global bagi AS, baik di masa kini maupun di masa depan,” ungkap Times.
Fenomena ekstrem yang lebih intens dan perubahan iklim jangka panjang mempersulit upaya untuk mempertahankan rumah yang aman dan keluarga yang sehat, layanan publik yang dapat diandalkan, ekonomi yang berkelanjutan, ekosistem yang berkembang, dan komunitas yang kuat,” papar draf laporan itu.
Sebelumnya, lembaga think-tank yang bergerak di bidang energi dan lingkungan Institute for Essential Services Reform (IESR) memandang fenomena krisis iklim mulai terlihat nyata dimana Indonesia yang seharusnya musim kemarau, tetapi hujan dan sebaliknya. Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menuturkan fenomena krisis iklim terjadi juga di belahan bumi lain pada pertengahan tahun ini, seperti gelombang panas di India dan Pakistan, kemudian Eropa dan Amerika Serikat.