Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan yang dikeluarkan Kamis (3/11), menyebutkan negara-negara kaya saat ini perlu memberikan dana 10 kali lipat untuk membantu negara-negara berkembang beradaptasi dengan perubahan iklim atau menghadapi penderitaan dan pengungsian yang meluas serta meningkatnya konflik. Dikutip dari The Straits Times, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB, Inger Andersen, mengatakan jika negara berkembang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, negara kaya juga akan merasakan akibatnya.
Adaptasi iklim mengacu pada langkah-langkah untuk melindungi masyarakat dengan lebih baik dari konsekuensi perubahan iklim, misalnya, menanam tanaman yang tahan terhadap panas atau kekeringan, membangun gedung untuk mengurangi kerusakan akibat banjir, atau memindahkan masyarakat dari garis pantai dan daerah rentan lainnya.
Sebagian besar fokus iklim dari para pemimpin dunia telah membatasi pemanasan global dengan mendorong negara-negara untuk membakar lebih sedikit batu bara, minyak dan gas untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya. Suhu global rata-rata telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celsius sejak masa pra-industri, dengan dunia akan memanas 2 hingga 3 derajat pada akhir abad ini. Tetapi karena efek perubahan iklim semakin buruk, dan upaya untuk mengurangi emisi bergerak lambat, para pemimpin dan pakar iklim mengalihkan perhatian mereka untuk mengatasi efek tersebut.