Bank sentral Inggris (Bank of England/ BoE) memperkirakan negaranya sedang mengalami resesi ekonomi yang bisa berlangsung hingga pertengahan 2024. Dilansir Reuters, Kamis (3/11), jika prediksi itu benar, maka resesi tersebut menjadi yang terlama sejak pencatatan dilakukan. Ekonomi Inggris diperkirakan turun 2,9 persen selama resesi tersebut. Kondisi tersebut menjadi salah satu pertimbangan bank sentral menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) dari 2,25 persen menjadi 3 persen merupakan terbesar sejak 33 tahun terakhir.
BoE memperkirakan inflasi bisa mencapai level tertinggi 40 tahun atau sekitar 11 persen selama kuartal IV. Dua anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC), Silvana Tenreyro dan Swati Dhingra, memilih kenaikan yang lebih kecil masing-masing seperempat dan setengah poin persentase dengan pertimbangan ekonomi mungkin sudah dalam resesi. Namun, sebagian besar anggota MPC mengatakan suku bunga masih perlu naik lebih tinggi. “Kenaikan lebih lanjut suku bunga bank mungkin diperlukan untuk pengembalian inflasi yang berkelanjutan ke target, meski puncaknya lebih rendah dari harga di pasar keuangan,” terang BoE. Tepat sebelum pengambilan keputusan, pasar memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di kisaran 4,75 persen.
Ekonomi Inggris sedang tertekan, warganya tengah menghadapi lonjakan biaya hidup terutama energi sebagai imbas dari perang antara Rusia-Ukraina. Investor juga sempat kabur karena blunder kebijakan flskal, khususnya wacana pemangkasan pajak yang sempat diusung mantan perdana menteri Inggris Liz Truss.