Bank Bersiap Naikkan Bunga

Bank sentral Amerika Serikat diprediksi akan kembali menaikkan bunga acuan, fed fund rate (FFR), dari 3,25% ke level 4,4% pada akhir 2022 dan 4,75% di ujung 2023. Mengikuti tren kenaikan bunga global, BI diperkirakan akan mengerek bunga acuan, BI 7-days reverse repo rate (BI7DRR), dari 4,7% ke kisaran 5,25-5,50% hingga akhir 2022, dan ke kisaran 6,5-6,75% pada akhir tahun 2023.

Presiden Direktur PT Bank CIMB NiagaTbk Lani Darmawan mengungkapkan, tekanan dari sisi likuiditas sudah terasa mengetat, ditambah dengan Bank Indonesia (BI) yang terus menaikkan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 1,25% dalam tiga bulan terakhir. Dia memperkirakan pasar mulai menaikkan bunga pada November 2022. Tapi dari top 10 bank itu masih menahan dulu, (bunga) DPK tidak naik, kredit juga tidak naik bunganya. Tapi kalau sekarang tidak akan bisa tahan, dua-duanya akan naik, DPK dan loan. Kelihatannya memang harus naik, November ini di market sudah harus naik semua, kata Lani, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebelumnya 10 bank besar masih bisa menahan untuk tidak menaikkan suku bunga kreditnya, karena dari sisi pendanaan, rasio dana murah (.current account saving account/ CASA) masih terus tinggi yang membuat biaya dana rendah. Namun, bank juga mendapat permintaan dari para deposan loyal yang ingin bunga depositonya dinaikkan. Tentunya hal itu membuat biaya dana (cost of fund} bank meningkat, karena ingin menjaga deposan tidak menarik dananya.

Search