Hasil survei Litbang Kompas Oktober 2022 menunjukkan PDI-P masih di posisi teratas dengan elektabilitas 21,1 persen. Namun angka ini turun tipis 1,7 persen dibanding survei Juni 2022. Selisih PDI-P dengan partai di posisi kedua dan ketiga juga menyempit. Partai Gerindra mendapat 16,2 persen atau naik 3,7 persen dari Juni 2022, sedangkan Partai Demokrat mendapat 14 persen (naik 2,4 persen). Survei juga menunjukkan tingkat volatilitas pilihan partai cenderung membesar di Oktober 2022.
Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga menilai penurunan elektabilitas PDI-P masih dalam taraf yang wajar, karena berada dalam rentang margin of error hasil survei, serta tak bisa dilepaskan dari turunnya angka kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah (survei kompas). Menurut Eriko, hasil survei menjadi pengingat agar seluruh kader konsisten melaksanakan perintah Ketua Umum PDI-P, yakni melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Sementara itu, Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, peningkatan elektabilitas Demokrat menguatkan optimisme kader untuk pemenangan Pemilu 2024. Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali, menunjukkan pilihan Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres tak membuat elektabilitas menurun seperti dugaan sebagian pihak. Hal itu disebut lebih banyak dipengaruhi konsolidasi partai yang dilakukan pengurus dan kader.
Deputi Direktur Eksekutif Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, menilai, hasil survei Kompas menunjukkan migrasi suara parpol masih cukup besar. Pertarungan parpol yang memiliki ceruk pemilih yang relatif sama, seperti Demokrat, Golkar, dan Nasdem mau tak mau harus diikuti dengan membuat personifikasi ketokohan, di samping menggerakkan mesin partai. Namun, bakal capres yang diusung semestinya sesuai dengan keinginan pemilih parpol, karena efek ekor jas akan bisa diperoleh lebih besar dan lebih cepat karena pilihan parpol mewakili keinginan pemilihnya.