PT PLN (Persero) menjajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional untuk menghentikan operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040 mendatang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan memensiunkan PLTU batu bara dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT) akan dilakukan secara bertahap. Namun, untuk mewujudkannya, PLN tidak bisa bekerja sendiri.
Secara rinci, memensiunkan PLTU hingga 6,7 GW ini akan terbagi dari sebanyak 3,2 GW pembangkit yang berhenti beroperasi secara natural dan 3,5 GW menggunakan skema early retirement (lebih cepat). Salah satu kerja sama yang telah dijalin dalam rangka memensiunkan PLTU batu bara secara early retirement adalah dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Kerja sama ini dilakukan untuk PLTU Pelabuhan Pelabuhan Ratu yang berada di Jawa Barat yang sudah dituangkan dalam penandatanganan principal framework agreement dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyampaikan dengan adanya program pengakhiran lebih awal, masa operasional PLTU Pelabuhan Ratu akan terpangkas dari 24 tahun menjadi 15 tahun. Penurunan masa operasional tersebut akan dibarengi oleh potensi pemangkasan emisi karbondioksida (CO2) ekuivalen sebesar 51 juta ton atau setara Rp220 miliar.
Selain early retirement, PLN akan mencapai NZE di 2060 dengan mengoperasikan PLTU Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW. Inisiatif lainnya seperti biomass cofiring di 33 PLTU dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang. Selain itu, PLN juga melaksanakan studi bersama dengan Mitsubishi Power dan IHI untuk co-firing Ammonia, dan berkolaborasi dengan ITB untuk cofiring Hydrogen di Pesanggaran, Bali. Sebelumnya, PLN juga telah menjalin kerja sama dengan Asia Development Bank (ADB) melalui skema energy transition mechanism (ETM). Salah satu proyek transisi energi yang digarap oleh pemerintah Indonesia dengan skema ETM ini adalah early retirement PLTU. Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN tentu butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, ETM hadir sebagai salah satu strategi pembiayaan untuk memensiunkan PLTU lebih awal.