Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$4,99 miliar pada September 2022, namun defisit alias tekor dagang terhadap Australia, Thailand, dan Brasil. Data BPS mencatat Indonesia mengalami defisit dagang terbesar ke Australia senilai US$647,5 juta. Dari nilai tersebut, komoditas penyumbang tersebut adalah bahan bakar mineral, serealia, logam mulia dan perhiasan/permata. Dengan Thailand, Indonesia tekor dagang US$334 juta. Komoditas penyumbang defisit terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, plastik dan barang dari plastik, kendaraan dan bagiannya. Terakhir, Indonesia defisit US$263,1 juta terhadap Brasil pada September kemarin. Komoditas penyumbang utama adalah ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.
Sementara itu, Indonesia surplus dagang dengan Amerika Serikat senilai US$1,25 miliar. Komoditas penyumbang adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, alas kaki, lemak hewan dan minyak hewani/nabati. Indonesia juga surplus dagang dengan India senilai US$1,21 miliar. Komoditas penopangnya adalah lemak dan minyak hewani/nabati, bahan bakar mineral, besi dan baja. Surplus dagang selanjutnya dengan Filipina senilai US$1,13 miliar yang ditopang oleh bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, bijih logam, terak, dan abu.