Ekonomi Dunia pada 2023 Bakal Terpukul Lebih Parah

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam laporannya, Senin (26/9), mengatakan ekonomi dunia pada 2023 mendatang bakal terpukul lebih parah dari perkiraan sebelumnya karena efek perang Rusia dan Ukraina. Dalam laporan berjudul “membayar harga perang”, OECD mencatat jika konflik memperburuk tekanan inflasi ketika biaya hidup sudah meningkat dengan cepat. Menurut OECD, wabah Covid-19 masih berdampak pada ekonomi global sementara pertumbuhan juga dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga karena bank sentral berjuang untuk mendinginkan harga yang panas. “Sejumlah indikator telah berubah menjadi lebih buruk, dan prospek pertumbuhan global telah menjadi gelap,” sebut laporan OECD.

Pertumbuhan global terhenti pada kuartal kedua tahun ini dan data di banyak negara sekarang menunjukkan periode pertumbuhan yang lemah. Sehubungan dengan hal tersebut, OECD memangkas perkiraan pertumbuhan 2023 untuk ekonomi global menjadi 2,2 persen, turun dari 2,8 persen dalam perkiraan sebelumnya pada Juni. Prospek untuk hampir semua negara anggota kelompok G-20 dipangkas, kecuali Turki, Indonesia dan Inggris, meskipun yang terakhir diperkirakan memiliki pertumbuhan nol. Pertumbuhan Amerika Serikat (AS) sebagai ekonomi terbesar dunia diperkirakan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023. Sedangkan ekonomi terbesar kedua dunia Tiongkok dipangkas tajam tahun ini menjadi 3,2 persen karena penguncian ketat Covid-19. Pada 2023 sedikit lebih rendah menjadi 4,7 persen. Jerman sendiri sekarang diperkirakan akan masuk ke dalam resesi tahun depan karena ekonomi terbesar Eropa itu, saat ini ekonominya menyusut 0,7 persen atau turun 2,4 persen dari perkiraan sebelumnya. Ekonomi Jerman telah terpukul paling keras di Eropa karena sangat bergantung pada pasokan gas alam Rusia. Secara keseluruhan, zona euro akan mencatat pertumbuhan rendah sebesar 0,3 persen, menurun tajam dari 1,6 persen.

OECD mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 2022 tidak berubah pada tiga persen setelah sebelumnya menurunkannya. Untuk menyoroti dampak invasi Rusia ke Ukraina, OECD mengatakan output global pada 2023 sekarang diproyeksikan menjadi 2,8 triliun dollar AS lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebelum konflik pada Desember 2021.

Search