China bersedia melakukan upaya maksimal untuk mengupayakan “penyatuan kembali” secara damai dengan Taiwan, kata juru bicara pemerintah China pada Rabu (21/9/2022). Pernyataan ini terlontar setelah berminggu-minggu manuver militer dan latihan perang oleh Beijing di dekat pulau itu. China mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan bahwa China bersedia melakukan upaya terbesar untuk mencapai “penyatuan kembali” secara damai. China telah mengusulkan model “satu negara, dua sistem” untuk Taiwan, mirip dengan formula di mana bekas jajahan Inggris di Hong Kong kembali ke pemerintahan China pada 1997. Tetapi hal itu dilakukan “di bawah prasyarat untuk memastikan kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunan”. Semua partai politik utama Taiwan telah menolak proposal itu dan hampir tidak memiliki dukungan publik, menurut jajak pendapat.
China telah menolak untuk berbicara dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sejak dia pertama kali menjabat pada tahun 2016, dengan keyakinan bahwa dia adalah seorang separatis. Presiden Taiwan telah berulang kali menawarkan untuk berbicara atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.