Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5,4 persen dari perkiraan sebelumnya pada Juli 2022 sebesar 5,2 persen. Ekonom Senior ADB untuk Indonesia, Henry Ma, menjelaskan keputusan ADB untuk menaikkan proyeksi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dilakukan seiring momentum yang kuat di sisa tahun 2022. Terlebih lagi, kondisi perekonomian Indonesia sudah cukup solid di sepanjang semester 2022 dengan pertumbuhan sebesar 5,23 persen.
Henry menjelaskan beberapa aspek yang dipercaya masih akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini adalah konsumsi masyarakat, investasi, ekspor, hingga kunjungan wisatawan. Permintaan domestik akan tetap kuat sepanjang sisa tahun ini meskipun inflasi lebih tinggi. Demikian juga permintaan eksternal. Untuk investasi, Henry mengatakan memang tidak sekuat yang ADB kira akibat masih adanya ketidakpastian global, namun realisasinya juga tidak buruk sehingga masih mampu mendorong ekonomi. Sementara untuk kedatangan wisatawan internasional ke Indonesia telah naik mencapai 173 persen pada Juni meskipun hal ini masih hanya 25 persen dari tingkat prapandemi. Di sisi lain, Henry mengatakan belanja pemerintah kali ini tidak akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi mengingat Indonesia mulai berada dalam upaya konsolidasi fiskal yang berlanjut hingga tahun depan. Lebih jauh, Henry mengatakan ADB memproyeksikan inflasi Indonesia tahun ini akan berada di level 4,6 persen atau naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,6 persen akibat adanya kenaikan harga BBM. Henry mengingatkan inflasi masih akan tinggi sampai semester 2023 yang diperkirakan mencapai 5,5 persen sampai 6 persen.