Turki Jadi Negara NATO Pertama yang Ingin Gabung Aliansi Rusia-China

Turki menjadi negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pertama yang berencana bergabung ke Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) bersama Rusia dan China. Rencana itu muncul lewat pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah ia datang ke Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) SCO di Uzbekistan pada Jumat (16/9).

Erdogan juga menuturkan Turki memiliki hubungan “sejarah dan budaya” dengan Benua Asia. Turki juga tertarik mengambil peran di SCO yang merepresentasikan “30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.” Pernyataan Erdogan ini muncul setelah Turki masih belum berhasil melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.

Di sisi lain, Turki telah berhubungan dengan SCO sejak 2013. Kala itu, Ankara menandatangani kesepakatan kemitraan dengan organisasi tersebut. Namun, keanggotaan penuh Turki di SCO dapat memberikan Erdogan manfaat baru untuk melawan Barat dan membuka celah memperbaiki ekonomi negara itu. Hubungan Turki dengan sekutu Barat juga semakin berkurang sejak Erdogan berkuasa. Erdogan dinilai sering mengecewakan dan kurang setia kawan dengan NATO kala membahas isu keamanan, khususnya Kurdi dan Yunani.

Search