PT PLN (Persero) pada tahun ini mengejar target uji coba konversi kompor LPG ke kompor induksi atau listrik pada 300.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). PLN memastikan para KPM ini tak akan mengalami kenaikan tagihan rekening listrik. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan khusus untuk program konversi kompor ini, PLN selain akan memberikan kompor induksi dan juga utensilnya kepada KPM, nantinya PLN juga akan memasang mesin catat meter tersendiri yang khusus mencatat penggunaan dari kompor induksi ini.
Darmawan menerangkan masyarakat tidak perlu khawatir terkait perubahan daya listrik pelanggan. Para KPM yang mendapatkan program ini akan tetap berada di level daya 450 VA dan 900 VA sesuai dengan data penerima subsidi selama ini. “Jadi kami pastikan tidak ada kenaikan daya. Ini tidak akan tersambung pada pola konsumsi listrik harian. Tagihannya juga nanti akan kami bedakan,” ujar nya. Darmawan juga mengajak masyarakat untuk bisa beralih menggunakan kompor induksi karena terbukti lebih murah dibandingkan dengan LPG. Dari sampling yang dilakukan PLN, pada pelanggan rumah tangga sebulannya membutuhkan 2 tabung dalam satu bulan atau setara dengan 6 kg. Dengan memakai kompor induksi, pelanggan rumah tangga hanya mengkonsumsi 46,7 kwh yang setara dengan 2,2 kg elpiji.
Sedangkan di kalangan industri UMKM, kebutuhan elpijinya 12 kg per bulan. Sedangkan setelah memakai kompor induksi pelanggan tersebut hanya menghabiskan 204,8 kwh atau setara dengan 9,5 kg elpiji. Harga keekonomian listrik untuk setara dengan kompor LPG ini sebesar Rp 11.792 per kg. Sedangkan harga keekonomian LPG hari ini mencapai Rp 20.000 per kg. Dengan perbandingan ini, maka kata Darmawan pemerintah sekaligus juga menghemat APBN atas beban subsidi.