Presiden Amerika Serikat Joe Biden menolak menyebut Rusia sebagai negara pendukung terorisme, Senin (5/9). Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan menggunakan status terorisme “bukanlah cara paling efektif dan kuat untuk membuat Rusia bertanggung jawab.” Jean-Pierre menuturkan bahwa status tersebut bakal menghambat pengiriman ke daerah pertempuran di Ukraina, pun mencegah kelompok kemanusiaan dan perusahaan berpartisipasi dalam pengiriman gandum negara itu.
Dari pihak Ukraina, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba merespons keputusan Biden ini dengan mengatakan tak diberikannya status tersebut ke Rusia “bukan berarti itu tak akan diberikan selamanya.” Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkali-kali mendesak negara Barat untuk mendeklarasikan Rusia sebagai negara teroris.
Desakan ini muncul imbas berbagai serangan yang membunuh warga sipil, khususnya serangan di pusat perbelanjaan di Kremenchuk pada Juni. Akibat serangan ini, sebanyak 18 orang tewas. Sejauh ini, AS hanya menetapkan empat negara sebagai negara pendukung terorisme, yakni Iran, Suriah, Korea Utara, dan Kuba.