Bank Indonesia melihat ancaman stagflasi terhadap perekonomian akibat kenaikan harga komoditas yang masih terus berlanjut masih sangat tinggi. Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro mengatakan saat ini harga komoditas seperti minyak masih sangat tinggi karena perang antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda usai dalam waktu dekat. Ia mengatakan harga komoditas yang tinggi ini tentu akan direspons dengan kenaikan suku bunga oleh sejumlah bank sentral baik di negara maju maupun berkembang.
Kondisi ini, kata Solikin menandakan bahwa ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Saat ini, situasinya penuh dengan gejolak dan ketidakpastian. Solikin menjelaskan jika stagflasi terjadi, maka ada tiga dampak yang terlihat ke perekonomian Indonesia. Ketiganya adalah ekspor yang melemah, volume dan harga komoditas yang meningkat, dan gangguan sektor keuangan. Namun, Indonesia bisa sedikit bernafas, karena sampai saat ini fundamental ekonominya masih kuat di tengah banyak negara yang tumbang. Perekonomian dalam negeri bahkan bisa tumbuh di atas 5 persen pada kuartal I dan II 2022.