Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan pemerintah akan mengimpor benih kedelai rekayasa genetika atau genetically modified organism (GMO) untuk mengantisipasi krisis pangan di RI. Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono menjelaskan benih itu akan dikembangkan di dalam negeri. Dengan demikian, jumlah pasokan kedelai dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Jika ini berhasil, maka RI bisa mengurangi impor kedelai. Alhasil, naik atau turunnya harga kedelai internasional tak akan mempengaruhi situasi di dalam negeri. Lebih lanjut ia mengatakan pemerintah juga akan mencari pengganti bahan pangan impor dengan komoditas yang berasal dari dalam negeri untuk mengantisipasi krisis pangan. Misalnya, gandum diganti dengan singkong, sorgum, atau sagu. Kemudian, pemerintah akan menggenjot produksi pangan yang memiliki efek besar terhadap inflasi. Beberapa contohnya, seperti cabai dan bawang merah.