Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan era harga minyak tinggi berlanjut di tahun depan. Menurutnya, harga minyak sebenarnya sudah di bawah US$100 per barel pada tahun depan. Namun, harganya masih jauh dari normal yang sekitar US$60 per barel di 2023 nanti. Menurutnya pergerakan harga ini sejalan dengan langkah OPEC yang menyatakan tak akan menaikkan produksi minyak di 2023, meski harga saat ini rata-ratanya bergerak di US$104,8 per dolar AS.
Selain itu tambahnya, ada juga faktor lain seperti embargo minyak Rusia akibat perang dengan Ukraina yang ikut membayangi harga minyak di tahun depan. Hal itu akan membuat stok minyak makin terbatas sehingga harganya naik. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan menyusun APBN 2023 dengan asumsi harga minyak di kisaran US$80-US$100 per barel dengan titik tengah pada level US$90. Namun, angka ini masih bisa berubah melihat kondisi yang berlangsung.