Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan modal asing sebanyak Rp120,79 triliun angkat kaki sejak awal tahun hingga 25 Agustus 2022 (year to date/ytd). Menurutnya aliran modal ini memang cukup besar. Aliran dipicu sejak The Fed mengindikasikan akan melaksanakan kebijakan agresif pada Mei 2022 lalu. Indikasi itu membuat pasar berada dalam ketidakpastian sehingga menarik modalnya dari Indonesia. Ia mengatakan tantangan ekonomi saat ini sudah bergeser dari pandemi ke kenaikan harga pangan dan energi global, hingga inflasi. Tantangan itu membuat capital outflow meningkat di berbagai negara. Di negara berkembang bahkan, modal asing yang hengkang sudah mencapai US$50 miliar di enam bulan pertama 2022. Ia mengatakan aliran tersebut sebenarnya lebih baik dibandingkan awal terjadinya covid-19 pada 2020 lalu. Saat itu jumlahnya dana keluar dari emerging market lebih dari US$100 miliar.
Meski aliran keluar modal asing cukup besar, ia menilai tak perlu khawatir. Sebab, portofolio investor global di pasar obligasi tanah air masih mendominasi di obligasi tanah air. Selain itu katanya, fundamental perekonomian Indonesia juga cukup kuat di tahun ini. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN), porsinya makin kecil. Pada 2019 sebesar 38,57 persen menjadi hanya 15,51 persen per 25 Agustus 2022.