ID Food Terapkan Resi Gudang untuk Komoditas Gula

Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menjelaskan SRG merupakan sistem yang dikembangkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag) sebagai salah satu instrumen manajemen stok atau tunda jual, akses pembiayaan, dan skema penunjang pascapanen. Para petani tebu bisa melakukan tunda jual dan kemudian menyimpan gula dengan SRG. Para petani itu akan mendapatkan 70% dari nilai barang yang disimpan pada gudang tersebut. Implementasi SRG komoditas gula ini perdana di Indonesia, ini sinergi ID Food dengan Bappebti Kemendag. SRG ini diharapkan bisa membantu para petani saat harga lelang jatuh, mereka bisa memanfaatkan fasilitas ini dengan menyimpan, lalu mereka bisa mendapatkan dana dari resi yang mereka agunkan ke bank.

Saat ini, ada kurang lebih 10 ribu ton gula yang telah menggunakan SRG pada salah satu gudang milik PG Rajawali I di Kabupaten Malang yang berkapasitas 22.600 ton itu. Pembiayaan untuk SRG tersebut dilakukan oleh Bank BJB. Secara keseluruhan, diharapkan SRG tersebut akan diterapkan untuk 30 ribu ton gula atau 15% dari total produksi ID Food. Saat ini, ID Food tengah melakukan sertifikasi pada gudang milik PG Rajawali I, PG Rajawali II, dan PG Candi Baru. Total gula milik petani yang dititipkan pada ID Food dan akan dilakukan SRG kurang lebih 15% dari total produksi ID Food atau kapasitas sekitar 30 ribu ton dan itu bisa ditingkatkan kembali.

Search