Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi tembus 5,24 persen pada akhir 2022 karena kenaikan harga BBM nonsubsidi. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi juga berpengaruh terhadap tarif angkutan. Selain itu, harga pangan semakin mahal usai perang Rusia-Ukraina. Dengan situasi itu, ia memprediksi inflasi inti tembus 4,15 persen pada akhir 2022.
Berdasarkan data BPS, inflasi RI keseluruhan tembus 4,94 persen pada Juli 2022. Jika dirinci, inflasi inti sebesar 2,86 persen, inflasi harga yang diatur pemerintah sebesar 6,51 persen, dan inflasi bergejolak 11,47 persen. Meski begitu, Perry masih optimistis pertumbuhan ekonomi RI sekitar 4,5 persen-5,3 persen pada akhir 2022. Sementara, ia memprediksi ekonomi Indonesia tembus 5,5 persen pada kuartal III 2022. Menurut Perry, proses pemulihan ekonomi RI terus berlanjut karena konsumsi masyarakat meningkat. Saat ini, tingkat konsumsi masyarakat masih menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dengan demikian, naik atau turunnya konsumsi masyarakat akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.