Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai jika harga pertalite naik ke Rp10 ribu per liter dan solar ke Rp8.500 per liter maka inflasi hanya akan naik di bawah 1 persen. Menurut Mamit, kenaikan harga pertalite dan solar diperlukan mengingat harga minyak dunia melonjak. Ia pun menjelaskan harga minyak mentah dunia sudah lompat cukup jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini, membuat beban keuangan negara sangat berat karena harus memberikan subsidi dan kompensasi kepada badan usaha, dalam hal ini PT Pertamina (Persero).
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan sebetulnya tidak ada hitung-hitungan tepat untuk menaikkan harga BBM subsidi. Pemerintah, sambung dia, dihadapkan pada pilihan sulit, yaitu menaikkan harga sesuai keekonomian atawa menaikkan harga baru yang berarti subsidi akan lebih sedikit. “Tetapi, berapa pun kenaikannya (harga BBM subsidi), dampaknya inflasi. Kalau pemerintah tidak mampu menambah subsidi, harga naik sesuai biaya penyediaannya.