Safari Politik Puan Bisa Buyarkan Peta Koalisi Parpol yang Sekarang Ada

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menjadi sosok penting untuk menentukan peta koalisi parpol hingga calon peserta Pilpres 2024. Sebab, PDIP menjadi partai yang dinilai paling mudah untuk memilih mitra koalisinya. Koalisi yang sudah dibangun sejumlah parpol bisa dilihat hanya sekadar penjajakan dan basa-basi karena belum punya arah yang jelas. Pangi meyakini Puan piawai dalam membuka komunikasi dengan semua partai politik yang ada, karena Puan tidak punya sejarah masa lalu dengan tokoh politik lain sehingga lebih fleksibel dalam membuka komunikasi dengan semua pihak. Pangi mengatakan keberhasilan Puan nantinya bisa diukur dari dua aspek. Pertama, apakah ia bisa membangun koalisi yang matang antara PDI Perjuangan dengan partai lain. Kedua, apakah koalisi itu juga menghasilkan kandidat capres yang sesuai dengan harapan.

Pengamat politik yang juga Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam juga menilai, pertemuan Puan Maharani dan Surya Paloh tak terlepas dari upaya elite politik menjalin komunikasi dan melihat peluang berkoalisi menjelang Pemilu 2024. Bila pertemuan Puan Maharani dan Surya Paloh menemukan titik temu, pasti ada pertemuan lanjutan untuk membahas pertemuan pertama. Pengamat politik ini mengamati pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh beberapa waktu memunculkan kemungkinan Surya Paloh menyampaikan agenda politik 2024.

Pengamat politik dari Universitas Jember Muhammad Iqbal menilai, ada tiga sinyal pesan politik dari pertemuan PDI Perjuangan dengan Partai NasDem. Pertama, menepis anggapan selama ini adanya kerenggangan relasi politik antara PDI Perjuangan dengan Partai Nasdem. Kedua, menegaskan kebutuhan PDI Perjuangan untuk penguatan dukungan koalisi Pilpres 2024. Meskipun PDIP jelas satu-satunya poros parpol yang sudah punya tiket pencapresan, tapi masih berhitung rasional untuk memperkuat proyeksi modal kemenangan. Ketiga, bahwa safari penjajakan Puan Maharani ke Partai NasDem perlu dipahami sebagai saluran untuk kepastian politik pencapresan. Nasdem niscaya konsisten dan berkomitmen penuh atas hasil rakernasnya. Demikian pula dengan PDIP, boleh jadi upaya Megawati untuk bersikeras mencapreskan Puan Maharani semata menjaga arus dan arah sentimen dukungan politik ke PDIP. Bila tiba momentumnya, bisa saja berubah, mungkin malah Ganjar Pranowo yang akan diusung agar peluang memperkuat poros koalisi dengan Nasdem dapat terjadi.

Search