Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan setuju untuk melakukan impor minyak dari Rusia karena lebih murah dibandingkan harga pasar internasional. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (20/8). Sandi menyebut harga minyak Negeri Beruang Merah lebih murah 30 persen dibandingkan dengan harga internasional. Hal itu membuat Jokowi tertarik untuk mengimpor minyak dari Negeri Beruang Merah.
Menurut data International Energy Agency (IEA), produksi minyak mentah dan kondensat Rusia mencapai 10,5 juta barel per hari. Jumlah tersebut merupakan 14 persen dari total pasokan global. Negara terluas di dunia itu memusatkan produksi energinya di Siberia Barat, Ural-Volga, Siberia Timur dan Timur Jauh, Arkhangelsk, dan Republik Komi. Sebagian besar produksi berasal dari wilayah Siberia Barat dan Volga-Ural, terutama ladang Priobskoye dan Samotlor di Siberia Barat. Industri minyak Rusia sendiri diprivatisasi setelah runtuhnya Uni Soviet.
Produsen minyak Rusia Gazprom, Lukoil, dan Rosneft termasuk di antara perusahaan energi terkemuka di dunia. Rosneft adalah pemimpin pasar domestik yang saham pengendalinya dimiliki oleh Rosneftegaz, sebuah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Rusia. Sementara itu, Lukoil merupakan perusahaan minyak swasta terbesar di negara ini.