Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran yang digelontarkan untuk subsidi dan kompensasi energi tahun 2023 sebesar Rp 336,7 triliun. Nilai ini turun 33,07 persen dari anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 yang mencapai Rp 502 triliun. Pengurangan anggaran untuk subsidi energi merupakan bagian dari upaya mencapai target defisit fiskal di bawah 3 persen tahun depan.
Total nilai dalam RAPBN 2023 tersebut terdiri dari alokasi subsidi energi Rp 210,7 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp 126 triliun, Meski anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun depan menurun, Sri Mulyani menilai, anggaran yang digelontarkan masih cukup tinggi. Oleh karena itu, dia meminta konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite maupun biosolar dikendalikan dan disalurkan sesuai target sasaran agar anggarannya tidak jebol, tak hanya untuk tahun depan, tetapi juga untuk tahun ini. Dalam RAPBN 2023, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/lCP) diperkirakan 90 dollar AS per barel atau lebih rendah dari asumsi 2022 yang 95-105 dollar AS per barel. Nilai tukar rupiah pun berada di posisi Rp 14.750 per dollar AS atau sedikit menguat dibandingkan proyeksi 2022 yang sebesar Rp 14.500-Rp 14.900 per dollar AS