Presiden Jokowi menyatakan, masyarakat hendaknya meninggalkan fanatisme membabi buta terhadap calon presiden jagoannya pada Pilpres 2024 mendatang, dan memulai demokrasi gagasan/demokrasi ide. Jokowi mengaku heran mengapa masyarakat begitu fanatik terhadap kandidat yang mereka dukung dalam setiap kontestasi pemilihan umum, baik tingkat nasional maupun daerah.
Menurut Jokowi, masyarakat mesti semakin menyadari pentingnya kebersamaan dan persaudaraan supaya perpecahan yang ada segera hilang setelah pemilu rampung. Dari pengalamannya mengikuti Pilpres 2019 saat bersaing dengan Prabowo Subianto, pada akhirnya justru menjadi salah satu menteri di Kabinet Indonesia Maju. Dalam Sidang Tahunan MPR pada Selasa (16/8) lalu, Jokowi juga berpesan agar tidak ada lagi politik identitas dan politisasi agama di Pemilu 2024 mendatang.