Ekonom senior sekaligus mantan menteri koordinator bidang kemaritiman Rizal Ramli mengingatkan inflasi pangan telah menembus 10 persen. Ia mengatakan inflasi makanan akan lebih berdampak langsung ke masyarakat dibandingkan inflasi secara umum. Rizal juga mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen di kuartal II 2022 belum berdampak langsung bagi rakyat. Hal itu disebutnya terlihat dari daya beli masyarakat yang masih rendah. “Kebangkitan yang ada itu hanya secara makroekonomi. Di kacamata saya, belum ada kemajuan yang berarti. Indikatornya sederhana, daya beli masih rontok,” ujar Rizal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tembus 4,94 persen pada Juli 2022. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan inflasi ini bahkan lebih tinggi dari Juni 2022 sebesar 4,35 persen. Jika dirinci, inflasi inti tercatat 2,86 persen , harga diatur pemerintah 6,51 persen, dan pangan bergejolak 11,47 persen. Dari 90 kota yang dipantau BPS semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kendari sebesar 2,27 persen dan inflasi terendah ada di Pematang Siantar sebesar 0,04 persen.