Sejumlah tokoh politik sudah berancang untuk bersaing dalam Pilpres 2024. Salah satu yang menyatakan bakal maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024 ialah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Gerindra mengeklaim Presiden Jokowi telah memberi izin untuk kembali mencalonkan diri di pilpres. Menurut Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, restu Jokowi menjadi salah satu pertimbangan bagi Prabowo untuk maju kembali di panggung pilpres. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga pernah mengeklaim dirinya mendapat restu dari Jokowi untuk maju pada Pilpres 2024. Namun, belum ada tanda-tanda Muhaimin bakal mencalonkan diri baik sebagai capres maupun cawapres. Mei lalu, berembus isu bahwa Jokowi memberikan restu untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju pada Pilpres 2024, yang bermula dari pernyataan Jokowi dalam Rakernas V Projo (21/5). Namun demikian, hingga kini, belum ada kepastian dari PDIP apakah akan mencalonkan Gubernur Jawa Tengah tersebut atau tidak. Restu Jokowi juga diklaim oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), bahwa pembentukan KIB sudah sesuai dengan harapan Jokowi. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tiga partai politik yang tergabung dalam koalisi tersebut berpengalaman di bidang pembangunan. Baik Golkar, PAN, maupun PPP memiliki pengalaman di pemerintahan dan punya visi yang sama untuk membangun masyarakat Indonesia makmur, kaya, dan sejahtera.
Jokowi pun telah angkat bicara terkait ramainya klaim restu darinya untuk para tokoh maju ke panggung pilpres. Menurut presiden, dia tak mungkin melarang figur-figur yang hendak maju pada pemilihan mendatang (12/8), karena dalam sebuah negara demokrasi, mustahil bagi seorang presiden untuk melarang anak buahnya maju sebagai calon presiden.
Tampaknya, dukungan dari Presiden Joko Widodo jadi incaran para elite politik sebagai salah satu bekal menghadapi kompetisi. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Jokowi akan memberikan restu bagi siapa pun yang menyatakan hendak mencalonkan diri di pilpres. Namun, restu presiden yang diklaim oleh beberapa tokoh itu belum akan memberikan dampak besar jika bersifat umum. Pengaruh yang signifikan baru akan tampak ketika presiden blak-blakan menyatakan satu nama yang dia dukung untuk menggantikan posisinya di kursi RI-1. Kendati demikian, embel-embel restu dari Jokowi belum tentu berpengaruh positif bagi seorang tokoh. Ini bergantung pada tingkat kepuasan publik terhadap presiden. Bisa jadi, dukungan dari Jokowi justru jadi faktor pemberat karena angka kepuasan publik terhadap presiden rendah.