Pemerintah memprioritaskan mengembangkan sorgum sebagai komoditas pengganti gandum yang makin langka akibat perang Russia-Ukraina. Dibutuhkan solusi integratif dan jangka panjang di sektor pangan untuk menghindari masalah serupa terjadi di masa depan.
Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari, mengatakan memburuknya situasi pangan akibat perang yang terjadi saat ini seharusnya menjadi peluang untuk menggenjot riset pangan lebih intensif.
“Adanya perang ini juga berdampak, beberapa negara mulai mengamankan pangan mereka. Ini peluang bagaimana kita mengantisipasi ke depan. Peluang Indonesia menjadi mandiri atau melakukan riset inovasi untuk kedaulatan pangan kita,” kata Puji, dalam diskusi daring Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi, yang diselenggarakan BRIN. Sebagai contoh, saat ini kebutuhan gandum di dalam negeri masih bergantung pada impor yang mencapai 11 juta ton per tahun. Posisi Indonesia sebagai negara tropis, memang tidak mendukung budi daya gandum, produk pangan utama yang dihasilkan oleh Ukraina.