Institute for Development of Economics and Finance memperkirakan tarif angkutan udara akan terus memberikan kontribusi terhadap laju inflasi tinggi hingga akhir 2022. Tingginya permintaan dan kenaikan harga avtur menjadi pemicu kenaikan harga tiket pesawat. Selain itu, semakin banyak penguasaan maskapai penerbangan oleh segelintir perusahaan induk saja telah menyebabkan persaingan harga tiket antar maskapai tidak kompetitif lagi. Saat ini, tarif angkutan udara merupakan penyumbang terbesar inflasi dari kelompok administered price, selain komponen bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter dan tarif listrik.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelompok ini menyumbang inflasi pada Juli 2022 sebesar 0,21 persen month to month (mom) atau 6,51 persen year on year (yoy) secara tahunan. Bank Indonesia (BI) sendiri telah mengumumkan bahwa sasaran inflasi pada tahun ini akan meleset dari sasaran awal, yakni 2-4 persen. Kendati demikian, BI meyakini bahwa laju inflasi akan kembali ke kisaran 2-4 persen pada 2023.