Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 berkisar 2,61 persen-2,85 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, Kemenkeu juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3 persen-5,9 persen. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara juga mengatakan target inflasi 2023 adalah 2 persen hingga 4 persen. Kemudian, tingkat suku bunga SUN 10 tahun sebesar 7,34 hingga 9,16 persen, nilai tukar rupiah Rp.14.300 hingga Rp14.800 per dolar AS, dan harga minyak mentah Indonesia US$90 hingga US$100 per barel.
Sebelumnya, Kemenkeu menargetkan belanja negara sebesar Rp2.818,1 triliun sampai Rp2.979,3 triliun di APBN 2023 atau pada kisaran 14,09 persen sampai 14,71 persen dari PDB. Target belanja terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.017 triliun sampai Rp2.152 triliun. Selanjutnya, belanja transfer ke daerah sekitar Rp800 triliun hingga Rp826 triliun. Dari total belanja pemerintah pusat, belanja kementerian/lembaga diperkirakan berada di kisaran Rp977,1 triliun. Jumlahnya lebih tinggi dari tahun ini sebesar Rp945,8 triliun. Sementara untuk pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp2.255 triliun sampai Rp2.382,6 triliun. Proyeksi ini setara 11,28 persen hingga 11,37 persen dari PDB.