Juru bicara PBB mengatakan, kapal pertama untuk mengekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam akan bergerak beberapa hari ke depan. Ini merupakan hasil dari kesepakatan antara Rusia, Ukraina, PBB, dan Turki untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, Jumat (22/7) lalu. Deputi Juru Bicara PBB Farhan Haq mengatakan, koordinasi proses ekspor ini akan ditangani Joint Coordination Center (JCC). JCC akan mengkoordinasi proses ini dengan industri perkapalan. Menurut Haq, dalam waktu dekat JCC akan mengeluarkan prosedur secara terperinci untuk kapal yang membawa ekspor gandum Ukraina dalam waktu dekat. Kesepakatan Jumat lalu berlaku selama 120 hari. Sedangkan target ekspor setiap bulannya mencapai 5 juta ton.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan mereka optimistis kesepakatan yang ditengahi PBB agar ekspor gandum Ukraina dibuka kembali akan berhasil. Tapi WFP memperingatkan perjanjian itu tidak akan mengatasi krisis pangan global meski segera diimplementasikan. Namun WFP menambahkan, krisis pangan dunia saat ini tidak hanya harga pangan. Konflik, perubahan iklim buatan manusia dan pandemi Covid-19 akan tetap menaikan harga pangan walaupun perjanjian hari Jumat diberlakukan. Ukraina dan Rusia merupakan eksportir gandum besar dan blokade telah menahan puluhan juta ton gandum di Ukraina. Bersama dengan sanksi-sanksi negara Barat pada Rusia yang juga menaikan harga pangan dan energi dunia, blokade itu memicu protes dari negara yang bergantung pada gandum Laut Hitam.