Harga gandum naik drastis di pasar global, Senin (26/7). Serangan rudal Rusia di Pelabuhan Odessa di Ukraina pada akhir pekan lalu membuat dunia kian ragu akan penerapan kesepakatan membuka koridor ekspor biji-bijian termasuk gandum dari Ukraina. Rusia, Ukraina, PBB dan Turki menandatangani kesepakatan pada Jumat (22/7) untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam. Tiga pelabuhan itu akan menjadi koridor ekspor biji-bijian Ukraina. Kesepakatan itu berlaku selama 120 hari. Sedangkan target ekspor setiap bulannya mencapai 5 juta ton.
Harga gandum berjangka di Chicago Board of Trade Wv1 naik hampir 4 persen menjadi 7,86 dolar AS per bushel pada Senin. Kenaikan terjadi setelah sempat turun 6 persen, usai penandatanganan kesepakatan gandum diumumkan. “Dimulainya ekspor Ukraina tidak hanya membutuhkan jalur perkapalan yang aman, namun juga pelabuhan yang aman. Rusia telah menciptakan keraguan tentang keselamatan pelabuhan, bahkan sebelum tinta mengering dalam kesepakatan itu. Keraguan hadir lagi,” kata seorang trader Eropa.
Sementara itu, Istana Kepresidenan Kremlin di Rusia mengatakan pada Senin, bahwa serangan rudal tidak akan mempengaruhi ekspor biji-bijian. Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia membidik infrastruktur militer. Rusia juga berharap, PBB mengambil bagian peran terkait janjinya mencabut pembatasan tidak langsung terhadap ekspor gandum dan pupuk asal negaranya.