Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Indonesia tembus 4,6 persen di akhir 2022. Proyeksi terbaru ini lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 4,2 persen. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan proyeksi terbaru ini sejalan dengan kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut. Menurutnya, kenaikan inflasi di dalam negeri utamanya disebabkan oleh inflasi harga pangan atau volatile food. Apalagi gangguan rantai pasok terus berlanjut seiring belum usainya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina. Selain itu, meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan menambah risiko lonjakan harga kebutuhan bahan pokok di berbagai negara baik maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Meski demikian, Bank Indonesia hingga Juli ini memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga. Padahal negara lain seperti The Fed sudah menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi. Perry menjelaskan kenaikan suku bunga tidak dilakukan karena melihat inflasi inti masih dalam batas aman. Inflasi inti pada Juni sebesar 2,63 persen atau di bawah 4 persen yang dikatakan Perry sebagai titik atas.