IMF Perkirakan Resesi Ekonomi Global pada 2023 Mendatang

Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan prospek ekonomi global telah suram secara signifikan sejak April, sehingga lembaga tersebut tidak dapat mengesampingkan akan kemungkinan terjadi resesi ekonomi global tahun depan seiring dengan meningkatnya berbagai risiko. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan bahwa pihaknya dalam beberapa minggu mendatang akan mengevaluasi turun yang ketiga kalinya perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,6 persen.

Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan beberapa ekonomi besar, termasuk Tiongkok dan Rusia, telah mengalami kontraksi pada kuartal kedua, dan risikonya tercatat lebih tinggi pada 2023. Investor semakin khawatir tentang risiko resesi, setelah bagian penting dari kurva imbal hasil obligasi pemerintah AS terbalik untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu (6/7), yang menjadi indikator yang dapat diandalkan bahwa resesi kian dekat. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, bulan lalu, mengatakan bank sentral AS tidak mencoba untuk merekayasa resesi, tetapi berkomitmen penuh untuk mengendalikan harga-harga sekalipun hal itu berisiko penurunan ekonomi.

Georgieva mengatakan pengetatan kondisi keuangan yang lebih lama akan memperumit prospek ekonomi global, tetapi sangat penting untuk mengendalikan lonjakan harga-harga. “Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat merupakan “harga yang harus dibayar” mengingat kebutuhan urgen dan mendesak untuk memulihkan stabilitas harga,” terang Georgieva. Meningkatnya risiko divergensi antara kebijakan fiskal dan moneter, Georgieva mendesak negara-negara untuk secara hati-hati mengkalibrasi kebijakan guna mencegah kemungkinan dukungan fiskal yang merusak upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Perlu diciptakan tingkat koordinasi yang sama kuat antara bank sentral dan kementerian keuangan sehingga mereka memberikan dukungan dengan cara yang sangat tepat sasaran dan tidak melemahkan apa yang ingin dicapai oleh kebijakan moneter.

Search