Untuk pertama kalinya, Rusia mengakui kehabisan senjata dalam perang Ukraina, setelah pemerintah Presiden Vladimir Putin membuat rancangan undang-undang (RUU) federal yang memungkinkan negara itu memperbaiki senjata dan peralatan militer dengan cepat. Sebuah catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut mengatakan bahwa ada “peningkatan kebutuhan jangka pendek untuk perbaikan senjata dan peralatan militer,” terutama di tengah perang Putin melawan Ukraina. Pengungkapan kebutuhan itu untuk pertama kalinya memberi isyarat bahwa Rusia menderita kerugian militer yang besar dalam perangnya melawan Ukraina.
Pejabat Ukraina secara teratur memberikan pembaruan tentang kerugian militer Rusia. Pada Jumat (1/7/2022), staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook bahwa sejauh ini, Rusia telah kehilangan 35.750 personel militer, 1.577 tank, 3.736 kendaraan tempur lapis baja, 796 sistem artileri, 246 peluncur roket ganda, 105 sistem pertahanan udara, 217 pesawat, 645 UAV operasional-taktis, 15 kapal/kapal, 2.610 kendaraan dan tanker, dan 186 helikopter. Pejabat Rusia sejauh ini secara terbuka membantah bahwa Moskwa mengalami kesulitan dalam mempertahankan upaya perang Putin.
Kementerian pertahanan Inggris mencatat dalam pembaruan intelijen akhir Mei bahwa keputusan Rusia untuk mengerahkan tank tua era Soviet di medan perang menunjukkan “kekurangan Rusia akan peralatan modern yang siap tempur.”