Kompos Pilihan Dari Bawang Merah alias Kopi Dara yang dikembangkan Kelompok Tani Mustika di Kramat Jati Jakarta Timur berhasil meningkatkan produksi pupuknya lebih dari sembilan kali lipat meskipun dalam kondisi pandemi.
Kelompok Tani Mustika yang telah hampir satu tahun menjadi mitra binaan PLN Unit Induk Distribusi (UlD) Jakarta Raya ini pada awal tahun 2022 berhasil memproduksi 50 kg pupuk kompos per bulan, namun kini produksi mencapai 480 kg pupuk kompos per bulan dalam kondisi cuaca normal atau tidak banyak curah hujan. Peningkatan produksi juga didukung dengan adanya kerja sama dari beberapa pengepul kulit bawang merah yang menyuplai ke Kelompok Tani Mustika.
Kopi Dara yang bermula dari keresahan warga akan tumpukan limbah bawang merah karena sebagian dari mereka bekerja menjadi pengupas bawang merah. Inisiatif muncul dari Kelompok Tani Mustika yang berdiri tahun 2017 untuk mengubah limbah menjadi sesuatu yang menghasilkan manfaat.
PLN Peduli turut hadir untuk berkolaborasi memberikan mesin pencacah atau crusher dan pelatihan agar pupuk mempunyai nilai jual yang tinggi. Hadirnya mesin pencacah dengan energi listrik membuat pupuk yang diproduksi Kopi Dara menjadi lebih halus sehingga kualitas lebih meningkat.
Awalnya, pupuk hanya digunakan untuk kebutuhan anggota kelompok tani maupun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Namun, saat ini Kopi Dara sudah dijual untuk umum. Peminat Kopi Dara juga cukup banyak, sehingga metode pemasaran dilakukan secara langsung dengan display produk maupun secara online.
Kopi Dara sendiri sudah melewati uji kelayakan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur. Hasilnya Kopi Dara memiliki unsur hara yang dibutuhkan sebagai syarat menjadi pupuk. Selain pupuk kompos, Kelompok Tani Mustika juga memproduksi pupuk cair dari fermentasi urin Kelinci. Pupuk cair organik ini sudah melalui uji kelayakan dari sudin KPKP Jakarta Timur dan hasilnya memenuhi unsur hara pembentuk pupuk.