Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan soal ancaman krisis pangan yang membayangi berbagai negara saat ini. Presiden pun meminta seluruh jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut. Jokowi menegaskan, persoalan pangan harus menjadi perhatian pemerintah dan benar-benar disiapkan. Sebab, sebagai negara dengan penduduk yang sangat besar, kebutuhan pangan nasional juga besar. Jokowi mengatakan, kondisi krisis pangan, sosial, ekonomi, dan politik sudah terjadi di Srilanka. Menurut Bank Dunia dan IMF, akan ada sekitar 60 negara yang nantinya mengalami krisis ekonomi. Perekonomian di 40 negara di antaranya pun diprediksi bakal ambruk. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian yang terjadi saat ini, termasuk krisis pangan dan energi hingga ancaman kenaikan inflasi.
Namun demikian, Jokowi menilai ancaman krisis pangan juga bisa menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan. Sebab, Indonesia masih memiliki lahan yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian sehingga lebih produktif. Jokowi juga meminta jajarannya agar memiliki kepekaan atau sense of crisis. Ia ingin seluruh jajarannya bekerja secara mendetail, sehingga kebijakan-kebijakan yang diputuskan tidak salah.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan keras tentang ancaman berbagai krisis pangan imbas krisis iklim dan peperangan Rusia-Ukraina yang berujung pada kenaikan harga bahan bakar dan pangan. Indonesia dianggap membutuhkan reorientasi atas kebijakan komoditas pangan dengan menggencarkan kemandirian pangan dan pemberdayaan petani kecil.