AS Pertanyakan Kemitraan China dan Rusia Atas Keamanan Global

Amerika Serikat (AS) mempertanyakan China dan Rusia menempatkan kemitraan strategis “tanpa batas” mereka di atas keamanan global. Setelah kedua negara itu memveto sanksi PBB pada Korea Utara atas uji coba rudal balistik. Veto mereka pada isu Korea Utara (Korut) memecah Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya dalam menghukum Pyongyang sejak 2006.

Dalam hak jawabnya China menanggapi pernyataan tersebut di Majelis Umum. “(China menolak) komentar dan tuduhan tak masuk akal terhadap posisi pilihan China,” kata diplomat Cina Wu Jianjian. “Pilihan China menolak rancangan resolusi yang disusun Amerika sepenuhnya masuk akal dan dapat dibenarkan. Terus meningkatkan sanksi terhadap DPRK (Korut) hanya akan membuat kemungkinan solusi politik semakin kecil,” katanya.

Korut menggelar lusinan peluncuran rudal balistik tahun ini. Termasuk rudal jarak jauh antar-benua (ICBM). Peluncuran-peluncuran itu mengakhiri moratorium Pyongyang dalam menggelar uji coba rudal pada tahun 2018. Setelah Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu untuk pertama kalinya dengan mantan Presiden Donald Trump. AS memperingatkan Korut bersiap menggelar uji coba nuklir ke tujuh. Mereka mengatakan bila Pyongyang menggelar uji coba tersebut maka mereka akan kembali menekan negara itu dengan sanksi-sanksi PBB.

Search