Kondisi Ekonomi AS di Ambang Resesi

Kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) tengah di ambang resesi. Proyeksi itu berdasarkan pelacak Pendapatan Domestik Bruto (PDB) The Atlanta Federal Reserves yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya 0,9 persen pada kuartal II 2022, turun dari kuartal I yang masih mampu tumbuh 1,5 persen. Konsumsi rumah tangga yang menopang 70 persen PDB AS, diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,7 persen, turun dari proyeksi sebelumnya 4,4 persen.

Isu resesi menjadi perhatian tahun ini di tengah lonjakan inflasi yang dapat menahan proyeksi profit korporasi. Namun, sejumlah pelaku Wall Street masih meyakini ketahanan belanja konsumer dan pertumbuhan lapangan kerja mampu mencegah AS masuk ke lubang resesi. Biro Nasional Riset Ekonomi AS (NBER) juga mengingatkan penurunan laju ekonomi selama dua kuartal tidak selalu menandakan resesi. NBER mendefinisikan resesi sebagai “penurunan aktivitas ekonomi signifikan di seluruh sektor yang terjadi selama berbulan-bulan,” ujarnya. Berdasarkan laporan warga Indonesia yang tinggal di Los Angeles, AS, Meidy, kondisi ekonomi AS memang sedang sulit dengan adanya mayoritas kenaikan harga barang.

Pekan ini, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2022 karena imbas perang Rusia-Ukraina, pandemi covid-19, hingga gangguan rantai pasok. Dalam laporan terbaru Global Economic Report, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam hanya mampu tumbuh 2,5 persen tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi Januari lalu, 3,7 persen. Proyeksi tersebut melambat dibandingkan realisasi tahun lalu yang mampu mencapai 5,7 persen. Turunnya proyeksi ekonomi AS tahun ini sejalan dengan laju ekonomi global yang diperkirakan hanya 2,9 persen atau di bawah proyeksi Januari lalu, 4,1 persen.

Search