Surya Paloh bertemu tiga tokoh politik nasional dalam rentang waktu yang berdekatan. Bahkan Surya Paloh mengaku menemui Presiden Jokowi di Istana Presiden. Pengamat Politik Roy Rangkuti yakin manuver politik Surya Paloh itu untuk Pilpres 2024.
Surya Paloh sempat bertanya langsung kepada Prabowo mengenai niatnya untuk kembali maju dalam Pilpres 2024. Meski tak memberitahu jawaban Prabowo, tetapi Paloh mengatakan bahwa kemungkinan ada peluang koalisi antara Nasdem dan Gerindra. Pada silaturahmi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya disebut sempat membahas soal Pemilu 2024. Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto, mengaku belum bisa menganalisis lebih jauh terkait pertemuan SBY dan Paloh, tetapi besar kemungkinan ada negosiasi. Kemudian, Surya Paloh membeberkan telah bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada 24 Mei malam. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, mengatakan Surya Paloh sudah menyampaikan perihal nama capres-cawapres 2024 kepada Presiden Jokowi. Namun hal itu dibantah Surya Paloh, dan menjelaskan bahwa pertemuan itu membahas pembangunan Indonesia yang harus tetap berlanjut meski kepemimpinan Presiden Jokowi berakhir.
Ray menduga ada dua agenda politik yang tengah diusung oleh Surya Paloh. Pertama, penjajakan koalisi. Nasdem mencoba mencari peluang sebagai pendobrak dan sekaligus titik kumpul dari koalisi yang mungkin bisa dibangun, karena mendahulukan silaturahmi dengan ketum-ketum partai yang belum bergabung dalam koalisi tertentu. Dengan begitu, nama dan wibawa partai akan bisa menaik. Kedua, Surya Paloh menyodorkan jagoan capres Nasdem di kalangan tokoh-tokoh partai. Capres yang terlihat paling dekat dengan Nasdem saat ini adalah Anies Baswedan. Dalam pertemuan dengan ketua umum parpol, Ray melihat Surya Paloh mencoba melihat respon dan minat partai lain jika akhirnya Nasdem memilih Anies sebagai capres.