Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahan baku untuk pupuk dalam negeri aman untuk beberapa jangka waktu ke depan. Syahrul optimistis RI mampu menjaga ketahanan pangan di tengah dampak perang Rusia dan Ukraina. Syahrul mengatakan kebutuhan bahan baku NPK, yaitu phospate, sudah diamankan dengan kerja sama antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan perusahaan asal Yordania, Jordan Phospate Mines Co. Plc (JPMC). Kerja sama tersebut terkait dengan stabilisasi pasokan phosphate atau bahan baku pupuk untuk Indonesia.
Syahrul berharap kerja sama stabilisasi pasokan pupuk untuk Indonesia yang dilakukan antara Pupuk Indonesia dengan JPMC dapat mengamankan ketersediaan bahan baku pupuk dalam negeri. Ketahanan pangan, kata dia, adalah hal penting di tengah ketidakpastian global sebagai dampak dari perang Rusia dengan Ukraina. Sebagai informasi, kerjasama stabilisasi pasokan pupuk untuk Indonesia ini juga akan mendorong kesempatan dan kolaborasi dalam tiga bidang strategis. Pertama, program jangka pendek untuk menjamin pasokan phosphate dari JPMC kepada Pupuk Indonesia untuk menstabilkan pasokan pupuk dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Kedua, program jangka menengah dengan mendorong JPMC untuk menyiapkan skema harga yang disepakati untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk untuk Pupuk Indonesia. Sementara itu ketiga adalah program jangka panjang untuk menjalin kerja sama lebih besar lagi, yaitu joint venture industri pupuk di Indonesia.
Selain dengan JPMC, Syahrul juga turut mengawal pasokan bahan baku terutama unsur “K” (Potash), dengan bertemu dengan CEO pemasok KCl dunia yaitu Eurochem, perusahaan yang terdaftar di Swiss. Mentan juga melibatkan diri dalam upaya PT Pupuk Indonesia bertemu dengan pemasok KCl dunia lainnya seperti Canpotex, Arab Potash Company dan Uralkali untuk mendapatkan jaminan pasokan bahan baku KCl (Potash) ke PT Pupuk Indonesia.