Perayaan Milad Ke-20 Partai Keadilan Sejahtera menjadi ajang konsolidasi internal sekaligus penjajakan koalisi partai politik serta dukungan terhadap tokoh potensial capres pada Pemilihan Umum Pemilu 2024. Sejumlah tokoh hadir dalam perayaan tersebut, yaitu Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Waketum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Waketum Partai Golkar Firman Soebagyo, Sekjen PPP Arwani Thomafi, dan fungsionaris Partai Nasdem Rachmat Gobel. Selain itu, Dua tokoh yang kerap digadang-gadang menjadi capres dan cawapres, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Menparekraf Sandiaga Uno, juga hadir.
Dalam sambutannya, Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsy menyampaikan sinyal bahwa PKS tengah menjajaki koalisi parpol dan mencari capres-cawapres yang akan diusung dalam pilpres mendatang. Sampai saat ini PKS belum menentukan tokoh yang akan diusung pada Pilpres 2024. Aboe Bakar Al-Habsy menyampaikan bahwa kader PKS bebas menyuarakan dukungan kepada calon tertentu, tetapi jika nama yang disuarakan itu bukan merupakan hasil keputusan Majelis Syura PKS, dukungan itu bukanlah resmi dari PKS. Berdasarkan kesepakatan dalam Munas sebelumnya, PKS menargetkan perolehan suara sebanyak 15 persen dari total suara sah nasional pada Pemilu 2024. Untuk memenuhi target tersebut, PKS memutuskan untuk mengubah citra, salah satunya dengan mengubah logo partai.
Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, mengajak PKS untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang masih membuka kesempatan parpol lain bergabung agar dapat bersama-sama mengajukan capres-cawapres alternatif. Sementara itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengajak partai-partai politik untuk menguji materi pasal yang mengatur syarat parpol atau gabungan parpol mengajukan capres-cawapres. Terutama syarat kepemilikan kursi minimal 20 persen dari total kursi DPR atau perolehan suara minimal 25 persen pada pemilu sebelumnya, yang dianggap menjadi kendala partai-partai kecil untuk mengajukan calon pemimpin nasional.