Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh PAN, Partai Golkar, dan PPP terus menjadi sorotan, terutama tentang siapa sosok yang bakal diusung sebagai bakal capres. Dalam pertemuan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (15/5), Airlangga menyampaikan Koalisi Indonesia Bersatu sampai saat ini masih membuka peluang bagi siapa pun untuk maju sebagai capres. Ridwan Kamil sendiri menyatakan belum ada pembahasan kemungkinan dirinya mendampingi Airlangga Hartarto dalam Pilpres 2024. Menurutnya, kemungkinan-kemungkinan tersebut akan dijawab dengan mudah menjelang pilpres.
Dari ketiga partai yang membentuk Koalisi Indonesia Bersatu, Partai Golkar yang mempunyai modal paling besar. Partai Golkar mendapatkan 85 kursi di parlemen atau setara dengan 14,7 persen dalam Pemilu 2019. Sementara itu, PAN mendapatkan 44 kursi di Senayan atau setara dengan 7,6 persen. Sedangkan PPP berada satu tingkat di bawah PAN dengan jumlah capaian 19 kursi di parlemen atau 3,3 persen. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan apakah dari modal perolehan kursi di DPR itu maka akan mampu mendongkrak pamor Airlangga ketimbang para tokoh lain yang diprediksi akan meramaikan bursa Pilpres. Dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia, sosok Airlangga masih kalah populer dari Ridwan Kamil.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, berpendapat Koalisi Indonesia Bersatu kemungkinan besar bakal mengusung capres dari kalangan luar atau eksternal. Jika dipaksakan dari kalangan internal justru berpotensi merugikan karena belum memiliki figur bakal calon dengan elektabilitas menjanjikan. Airlangga kemungkinan besar bakal didorong menjadi bakal cawapres untuk disandingkan dengan bakal capres yang bakal ditetapkan kemudian.