Rusia Ungkap Minat Jajaki Kerja Sama dengan Indonesia, dari Energi Nuklir hingga Pesawat Sipil

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobiev mengungkap berbagai sektor kerja sama yang potensial untuk lebih dikembangkan antara Rusia dan Indonesia, mulai dari energi nuklir hingga kolaborasi pembuatan pesawat sipil. “Ada banyak area yang bisa dikembangkan lagi, terutama sektor energi tidak hanya yang konvensional tapi juga pengembangan energi hijau seperti energi air,” kata Vorobiev. Sama halnya dengan Indonesia, keberadaan sungai-sungai besar utamanya di wilayah utara Rusia telah banyak dikelola sebagai waduk untuk menghasilkan energi.

Transfer teknologi diharap bisa terjadi dalam kerja sama pengembangan pembangkit listrik tenaga air (AS) ini kedepannya. “Termasuk energi nuklir. Orang-orang tidak perlu takut dengan nuklir, karena ini termasuk energi hijau.” Walaupun kaya dengan minyak dan gas, “Negara Beruang Putih” telah lama memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi. Kontribusi tenaga nuklir dalam bauran energi Rusia kini mencapai 20 persen. Adapun penerimaan publik atas pengembangannya tetap baik, meski bencana nuklir terbesar di dunia Chernobyl menjadi catatan sejarah, yang dampaknya terasa dekat dengan masyarakat Rusia. Vorobiev mengatakan teknologi keamanan pembangkit nuklir Rusia justru telah meningkat hingga lima kali lebih kuat sejak insiden itu.

Rusia kini bahkan menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan Pembangkit Nuklir Terapung. Reaktor nuklir jenis ini dapat berpindah-pindah ke lokasi karena berbentuk seperti kapal. Meski terbilang mini, hasil energi dari reaktornya mampu menerangi kota-kota kecil. Teknologi ini juga terbilang lebih aman, terutama untuk wilayah yang memiliki risiko gempa bumi dan tsunami seperti di Indonesia. “Kami siap membagikan teknologi ini ke Indonesia jika pemerintah Indonesia siap untuk menggunakan energi nuklir,” kata dia.


Search